Oleh : Nanda Rahda
Mengenyam Pendidikan di Perguruan Tinggi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas setiap individu. Lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkontribusi dalam pembangunan Indonesia baik dari segi ekonomi, pendidikan, infrastruktur, ketahanan pangan serta menjawab berbagai persoalan yang sedang dihadapi Indonesia. Lulusan perguruan tinggi juga diharapkan dapat bersaing di tengah era globalisasi, terlebih Indonesia merupakan salah satu peserta aktif pada Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA yang telah resmi dibuka pada akhir tahun 2015.
MEA merupakan integrasi ekonomi di kawasana Asia Tenggara yang memiliki dampak positif dan negatif terhadap ketenagakerjaan Indonesia. MEA akan berdampak positif dan berpeluang besar jika terserapnya tenaga kerja Indonesia, karena MEA adalah pintu yang menghubungkan perusahaan negara-negara Asia Tenggara untuk merekrut tenaga kerja yang berkualitas, profesional dan ahli dibidangnya. Sedangkan dampak negatif dari MEA dapat dirasakan terhadap ketenagakerjaan Indonesia jika SDM yang ada tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja asing, hal ini terkendala kerena kurangnya soft skills seperti kemampuan berbahasa Inggris, penguasaan teknologi informasi (TI) serta masih rendahnya pendidikan tenaga kerja Indonesia.
Agar terhindar dari dampak negatif MEA maka perguruan tinggi menjadi salah satu solusi untuk mecetak SDM yang profesional. Namun lulusan perguruan tinggi yang ada pada saat ini masih kurang akan keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan nasional maupun global. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika pada tahun 2019 jumlah pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan masih terdapat pangangguran yang berasal dari lulusan Perguruan Tinggi, hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen), Februari 2017–Februari 2019
Sumber: Badan Pusat Statistika
Pengangguran pada Pendidikan Diploma I/II/III dan Universitas mengalami penurunan dari tahun 2018, dimana pada tahun 2019 jumlah pengangguran pada tingkatan Diploma I/II/III sebanyak 6,89% dan pada tingkat Universitas sebanyak 6,24%. Masih terdapatnya jumlah pengangguran di Indonesia pada lulusan Perguruan Tinggi menunjukkan perlu ada perbaikan terhadap mutu pendidikan sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi dan kualitasan yang sesuai dengan kebutuahan dunia kerja.
Berdasarkan hasil riset dari United Nation and Development Program (UNDP) terkait Human Development Index pada tahun 2018 Indonesia tercatat berada pada peringkat 111 dari 189 negara. Dari negara-negara Asia Tenggara, peringkat Indonesia berada dibawah dari Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Filipina. Terlihat pada table dibawah ini terkait Peringkat Human Development Index negara-negara Asia Tenggara.
Table 1. Peringkat Human Development Index Negara-Negara Asia Tenggara
NO |
NEGARA |
HUMAN DEVELOPMENT INDEX/HDI |
1 | Singapura | 9 |
2 | Brunei Darussalam | 43 |
3 | Malaysia | 61 |
4 | Thailand | 77 |
5 | Filipina | 106 |
6 | Indonesia | 111 |
7 | Vietnam | 118 |
8 | Timor Leste | 131 |
9 | Laos | 140 |
10 | Kamboja | 146 |
11 | Myanmar | 145 |
Sumber: Tabel diolah Penulis berdasarkan data dari
http://hdr.undp.org/en/content/statistical-data-tables-7-15
Indikator dalam penilaian Human Development Index salah satunya dilihat dari pendidikan SDM, masih rendahnya kualitas SDM Indonesia serta masih banyaknya SDM yang berpendidikan rendah. Sehingga pendidikan menjadi penting untuk diperhatikan oleh pemerintah terutama masih terdapatnya pengangguran pada tingkatan perguruan tinggi dengan presentasi diatas 5%. Untuk itu perlu pengelolaan yang baik dalam tidak hanya bagi Perguruan Tinggi tetapi juga dimulai dari pendidikan dasar dan menengah guna untuk meningkatkan kualitas SDM.
Perguruan tinggi sebagai salah satu institusi pendidikan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, dan berdaya saing tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan perguruan tinggi agar dapat memenuhi kualitas yang disyaratkan tersebut, seperti: perbaikan kualitas belajar-mengajar, peningkatan sarana-prasarana, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, peningkatan kualifikasi dosen dan peningkatan unit kegiatan kemahasiswaan.
Dalam dunia kerja, 15% keberhasilan seseorang ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill) dan sisanya 85% ditentukan oleh keterampilan lunak (soft skill) dalam mengelola dirinya sendiri dan orang lain. Salah satu cara untuk memenuhi 85% kemampuan soft skill, mahasiswa dapat mengikuti berbagai unit kegiatan kampus (UKM) yang ada di Perguruan Tinggi.
Unit kegiatan kampus (UKM) adalah beberapa kegiatan yang dapat dipilih dan dilakukan mahasiswa diluar dari jam perkuliahan bertujuan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu. UKM memiliki banyak macam dan dapat dipilih mahasiswa lebih dari satu. Macam jenis dari UKM disetiap Perguruan Tinggi berbeda-beda, berikut beberapa macam UKM yang umumnya ada disetiap Perguruan Tinggi.
Tabel 2. Macam Unit Kegiatan Kampus
Olahraga | Bisnis, Keilmuan & Aktivitas Outdoor | Seni | Media & Komunikasi |
· Sepakbola
· Basket · Voli · Softball & Baseball · Bulutangkis · Tenis · Catur · Karate · Taekwondo · Tenis Meja · Pencak Silat · Berkuda · Futsal · Renang |
· Koperasi Mahasiswa
· Kewirausahaan · Kelompok studi · Kelompok ilmiah · Kelompok riset · Klub Bahasa · Palang Merah Indonesia · Pramuka · Resimen Mahasiswa · Pecinta Alam
|
· Paduan Suara
· Tari · Teater · Seni Rupa · Marcing Band · Band · Fotografi · Orkestra |
· Media Kampus
· Radio Kampus · Televisi Kampus · Debat
|
Sumber: Tabel diolah Penulis berdasarkan data dari rencanamu.id
Berbagai macam UKM diatas dibebaskan untuk dipilih dan diikuti mahasiswa sesuai dengan minat dan bakatnya. UKM berguna untuk menumbuh kembangkan potensi SDM baik yang berkaitan dengan pengaplikasian ilmu yang diperoleh dari perkuliahan ataupun pengembangan potensi dan bakat yang terdapat pada diri mahasiswa. Beberapa nilai-nilai positif yang dapat diterima mahasiswa jika mengikuti UKM yaitu:
- Meningkatkan skills mahasiswa, tidak hanya hard skills yang selalu ditekankan di perkuliahan tetapi juga dibutuhkan pengembangan soft skills yang dapat diperoleh melalui UKM.
- Sebagai wadah silahturami dan sinergi antar mahasiswa dari berbagai prodi, jurusan dan fakultas. Silahturami dan saling mengenal menjadi elemen penting dalam menunjang kesuksesan nantinya.
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab, UKM berstrukturkan sebuah organisasi yang memiliki perangkat-perangkat organisasi terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara dan perangkat lainnya yang tentu dijabat oleh mahasiswa. Ketika dipercayai sebagai salah satu perangkat organisasi tentu akan timbul rasa tanggung jawab untuk bersama-sama membangun dan mewujudkan tujuan organisasi tersebut.
- Menumbuhkan jiwa kepemimpinan, jiwa kepemimpinan tidak muncul secara otodidak tetapi perlu waktu dan pengalaman agar dapat tumbuh dan berkembang. UKM menjadi tempat yang tepat dalam mengasah jiwa kepemimpinan, melalui cara observasi atau melihat berbagai macam gaya kepemimpinan diantara anggota ataupun merasakan langsung menjadi seorang pemimpin. Kesempatan memimpin akan kurang didapatkan jika mahasiswa hanya berada di lingkaran perkuliahan saja karena ruang lingkupnya terbatas.
- Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dengan mengikuti UKM maka akan dimudahkan dalam berkomunikasi, tidak hanya berkomunikasi secara informal dengan teman tetapi juga berkomunikasi secara formal melalui rapat-rapat dll. Kemampuan berkomunikasi ini sangat penting dalam perkuliahan dan dunia kerja. Tujuan dari komunikasi adalah menyalurkan pendapat sesuai dengan apa yang dipikirkan dan dapat dipahami dengan mudah oleh pendengar. Maka kemampuan berkomunikasi menjadi sangat penting untuk diasah dan UKM menjadi tempat yang tepat untuk berlatih.
- Meningkatkan kecerdasan holistik mahasiswa baik kecerdasan intelektual, emosional, sosial dan spiritual.
- Mengukir prestasi, dengan mengikuti beberapa UKM yang sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa maka akan berpeluang besar untuk mengembangkan keahlian lain diluar dari penjurusan di perkuliahan. Berbagai perlombaan seperti cabang olahraga, bisnis, seni dll dapat menambah sederetan prestasi mahasiswa dan dapat dilampirkan pada curriculum vitae atau dafatar riwayat hidup yang akan beguna ketika melamar pekerjaan.
Gambar 2. Nilai Posistif Unit Kegiatan Kampus/ UKM
Sumber: Diolah oleh Penulis
Dengan demikian jika Perguruan Tinggi mewajibakan semua mahasiswa untuk memilih dan ikut dalam UKM tentu sangat berpengaruh kepada kualitas SDM Indonesia khususnya tercipta lulusan Perguruan Tinggi yang terampil dan kompeten, tidak hanya ahli dalam jurusan perkulian tetapi ahli dalam berbagai hal lainnya, hal ini lah yang menjadi nilai tambah dan pembeda pada setiap individu. Sehingga lulusan Perguruan Tinggi tersebut dapat dengan mudah terserap dalam dunia kerja yang tidak hanya pada ruang lingkup lokal dan nasional namun juga pada ruang lingkup regional dan global.
Daftar Pustaka
Sri Haryati, Upaya Meningkatkan Soft Skill Mahasiswa Di Perguruan Tinggi, Seminar Ilmiah Semesteran Korpri Sub Unit Kopertis Wilayah Vi Jawa Tengah, Magelang, 2015.
Naskah Akademik, Kebijakan Makro Integrasi Ekstrakurikuler dalam Kurikulum Pendidikan di Universitas Gadjah Mada, UGM, 2015.
Buletin Komunikasi ASEAN “Masyarakat ASEAN Edisi 7”, Membidik Peluang MEA, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, 2015.
http://hdr.undp.org/en/content/human-development-index-hdi
https://rencanamu.id/post/dunia-kuliah/unit-kegiatan-mahasiswa/50-pilihan- unit-kegiatan-mahasiswa-ukm-dan-serba-serbinya
Terimakasih sangat membantu untuk saya kuliha nanti