Berbicara tentang pendidikan di Negara Indonesia, bukti menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan pendidikan di Negara Indonesia. Permasalahan utama pendidikan di Negara Indonesia adalah adanya ketimpangan kualitas pendidikan di Jawa dan di luar Jawa. Pendidikan di Jawa lebih baik dibandingkan pendidikan di luar Jawa, permasalahan tersebut juga berlaku pada tingkat Perguruan Tinggi.
Permasalahan ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun sayang sampai sekarang belum ada solusinnya. Saya disini ingin fokus pada permasalahan di tingkat Perguruan Tinggi, memang kalau dilihat dari sudut pandang manapun pendidikan Perguruan Tinggi di pulau Jawa dan di luar Jawa terdapat ketimpangan pada segi kualitas.
Bukti Nyata Ketimpangan Kualitas Pendidikan Perguruan Tinggi
Jawa dan Luar Jawa
- Peringkat Perguruan Tinggi di Negara Indonesia
Bukti nyata adalah jika melihat pada klasterisasi Perguruan Tinggi Negeri versi Kemenristek Dikti tahun 2019. Menunjukkan hasil bahwa Perguruan Tinggi terbaik di Negara Indonesia rata-rata berasal dari pulau Jawa. 10 besar peringkat teratas Perguruan Tinggi, 9 Perguruan Tinggi berasal dari pulau Jawa dan hanya 1 Perguruan Tinggi yang berasal dari luar Jawa (ristekbrin.go.id, 2019).
Perguruan Tinggi dari luar Jawa yang mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi dari pulau Jawa adalah Universitas Hasanuddin Makassar. Sungguh sangat disayangkan teman-teman jika melihat banyaknya Perguruan Tinggi yang berasal dari luar Jawa, namun yang bisa masuk 10 besar Perguruan Tinggi terbaik di Negara Indonesia hanya ada 1 Perguruan Tinggi saja.
- Akreditasi dari Perguruan Tinggi Luar Jawa
Berbicara tentang Akreditasi dari Perguruan Tinggi, apakah menurut kalian Akreditasi Perguruan Tinggi sangat penting ?. Kalau menurut pendapat saya pribadi, saya rasa Akreditasi dari Perguruan Tinggi sangatlah penting. Akreditasi menjadi bukti perbedaan kualitas dari setiap Perguruan Tinggi. Akreditasi merupakan penentuan standar mutu dan penilaian suatu lembaga pendidikan oleh pihak di luar lembaga yang independen.
Terdapat perbandingan yang cukup besar terkait Akreditasi Perguruan Tinggi Jawa dan luar Jawa. Pada pulau Jawa, terdapat banyak Perguruan Tinggi yang memiliki Akreditasi A. Sedangkan di luar Jawa dengan banyaknya Perguruan Tinggi, hanya ada beberapa Perguruan Tinggi yang memiliki Akreditasi A. Perguruan Tinggi yang memiliki Akreditasi A di luar Jawa antara lain adalah Universitas Hasanuddin, Universitas Lampung, Universitas Sriwijaya, Universitas Andalas, Universitas Syiah Kuala Aceh (rencanamu.id, 2017).
- Pencapaian Ketika Berpartisipasi Pada Kompetisi Ilmiah
Kualitas dari perguruan Tinggi juga dapat dilihat dari hasil ketika mengikuti kompetisi ilmiah. Perguruan Tinggi pulau Jawa pada ajang kompetisi ilmiah menunjukkan hasil pencapaian yang lebih baik dibandingkan dengan Perguruan Tinggi luar Jawa. Pencapaian tersebut membuktikan bahwa kualitas mahasiswa Perguruan Tinggi pulau Jawa dan luar Jawa sangat berbeda. Mahasiswa Perguruan Tinggi pulau Jawa lebih unggul dibandingkan dengan mahasiswa Perguruan Tinggi luar Jawa.
Kita lihat saja contohnya pada kegiatan Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS), jika dilihat dari jangka waktu 10 tahun terakhir. Sejak tahun 2009 sampai 2019, juara umum dari PIMNAS selalu di raih oleh Perguruan Tinggi dari pulau Jawa. Universitas Brawijaya dan Universitas Gadjah Mada silih berganti meraih prestasi juara umum. Sedangkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya hanya mampu sekali meraih prestasi juara umum. Lebih parahnya Perguruan Tinggi yang berasal dari luar Jawa malah tidak mampu berbicara banyak di kegiatan PIMNAS. Perguruan Tinggi luar Jawa pada 10 tahun terakhir belum pernah meraih juara umum pada kegiatan PIMNAS (TrenKampus, 2019).
- Karakteristik Lulusan Ketika Memasuki Dunia Kerja
Bukti nyata selanjutnya adalah adanya perbedaan karakteristik di dunia kerja pada lulusan Perguruan Tinggi pulau Jawa dengan luar Jawa. Lulusan Perguruan Tinggi Pulau Jawa lebih ulet dan bersedia untuk lembur guna mensukseskan tujuan perusahaan, sedangkan lulusan Perguruan Tinggi dari luar Jawa masih memerhatikan batasan antara waktu kerja dan waktu libur (Careernews, 2014).
Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan mutu pendidikan yang diberikan Perguruan Tinggi dari pulau Jawa dan dari luar Jawa. Perbedaan mutu pendidikan tersebut yang menciptakan adanya perbedaan pola pikir antara lulusan Perguruan Tinggi pulau Jawa dan Perguruan Tinggi luar Jawa. Contohnya seperti mahasiswa dari luar pulau Jawa yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi pulau Jawa kurang lebih akan memiliki pola pikir seperti mahasiswa asli pulau Jawa.
- Hasil Tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Hasil tes CPNS juga bisa menjadi bukti kualitas dari lulusan Perguruan Tinggi. Berdasarkan hasil tes CPNS menunjukkan hasil bahwa mahasiswa Perguruan Tinggi luar Jawa masih jauh dari kata berkualitas. Hasil ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan Perguruan Tinggi luar Jawa harus segera ditingkatkan dengan harapan agar tidak ada lagi ketimpangan antara Perguruan Tinggi pulau Jawa dan luar Jawa.
Pada hasil Tes Kompetensi Dasar (TKD) CPNS 2017, peserta yang lulus didominasi lulusan Perguruan Tinggi Pulau Jawa. Daerah Jogjakarta tingkat kelulusan CPNS mencapai 24 persen, sedangkan di Sumbar hanya berkisar 4 persen, Aceh 3 persen dan Papua 1 persen. Jika dirata-ratakan, tingkat kelulusan ujian TKD di pulau Jawa sekitar 14 persen, Sumatera 4 persen dan kawasan timur 2-3 persen. Hasil ini benar-benar menjadi bukti bahwa terdapat perbedaan mutu pendidikan Perguruan Tinggi pulau Jawa dan luar Jawa (JawaPos.com, 2017).
Banyak bukan bukti yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas antara Perguruan Tinggi pulau Jawa dan luar Jawa. Sudah seharusnya ketimpangan ini segera diatasi dengan harapan agar kualitas pendidikan Perguruan Tinggi di Negara Indonesia menjadi lebih merata, sehingga Sumber Daya Manusia Negara Indonesia bisa bersaing dengan Sumber Daya Manusia Negara lain.
Penyebab Ketimpangan Kualitas Pendidikan Perguruan
Tinggi Jawa dan Luar Jawa
Perbedaan kualitas Perguruan Tinggi Jawa dan luar Jawa harus segera diatasi, namun sebelum mengatasi permasalahan ini. Perlu adannya pemahaman dan pengetahuan terkait penyebab kualitas Perguruan Tinggi Jawa dan luar Jawa berbeda. Sudah pasti bukan, ada penyebab yang membuat kualitas Perguruan Tinggi Jawa dan luar Jawa berbeda. Disini saya mencoba menunjukkan faktor-faktor yang menjadi penyebab adannya perbedaan kualitas antara Perguruan Tinggi Jawa dan luar Jawa, penyebabnya antara lain adalah :
- Lebih Mementingkan Kuantitas Dibandingkan Kualitas
Perguruan Tinggi saat ini cenderung bukan sarana pendidikan, namun malah merambah menjadi sarana bisnis. Sungguh menyedihkan bukan, Perguruan Tinggi saat ini banyak yang beralih fungsi. Fungsi utama yang seharusnya menciptakan mahasiswa yang nantinya ketika lulus akan memiliki kesiapan untuk bersaing di dunia kerja, tetapi malah berubah dengan budaya mengumpulkan sebanyak-banyaknya mahasiswa untuk keuntungan bisnis semata.
Begitulah saat ini pendidikan Perguruan Tinggi di Negara Indonesia ? lebih mementingkan untuk mendapatkan keuntungan melalui biaya kuliah yang dikeluarkan mahasiswa dibandingkan dengan berupaya untuk menciptakan mahasiswa yang ketika lulus memang benar-benar siap untuk masuk di dunia kerja.
Coba kita lihat, Perguruan Tinggi saat ini sudah benar-benar tidak seperti dahulu. Dahulu mahasiswa benar-benar diuji untuk mendapatkan nilai di lembar ijasah, namun saat ini banyak mahasiswa yang dengan mudah mendapatkan nilai di lembar ijazah. Bahkan nilai yang didapatkan jauh berbanding terbalik dengan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa.
Permasalahan ini sebenarnya hampir terjadi di Perguruan Tinggi seluruh Indonesia. Namun jika dibandingkan terkait kualitas pendidikannya, jelas Perguruan Tinggi di pulau Jawa lebih baik dibandingkan dengan Perguruan Tinggi luar Jawa. Contoh nyata saja, Perguruan Tinggi seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung sebagai Perguruan Tinggi berkualitas berada di daerah pulau Jawa.
- Kurangnya Guru Besar, Terutama Pada Perguruan Tinggi Luar Jawa
Berbicara tentang guru besar atau yang lebih sering disebut profesor, apakah di Negara Indonesia jumlahnya sudah ideal ?. Apakah Jumlah guru besar sudah sebanding dengan jumlah banyaknya Perguruan Tinggi dan jumlah banyaknya mahasiswa ?. Saya rasa masih tidak sebanding teman-teman antara jumlah guru besar dengan jumlah Perguruan Tinggi dan jumlah mahasiswa. Bahkan bukti menunjukkan bahwa jumlah guru besar di Negara Indonesia bisa dikatakan masih kurang, terutama pada Perguruan Tinggi yang berada di luar Jawa (duniadosen.com, 2016).
Padahal fungsi guru besar pada pendidikan Negara Indonesia sangatlah penting. Pada dasarnya tenaga dari guru besar sangatlah dibutuhkan, sebab tenaga guru besar sangat berguna untuk membantu melaksanakan agenda besar penelitian dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Tenaga inilah yang benar-benar dibutuhkan untuk perbaikan pendidikan terutama pada tingkat Perguruan Tinggi di Negara Indonesia.
- Adanya Permasalahan Krisis Dosen di Luar Jawa
Negara Indonesia masih memiliki permasalahan yaitu masih kurangnya tenaga pengajar (dosen) yang memiliki kualitas baik. Berbicara tentang dosen, dosen merupakan pemegang peranan utama untuk menciptkan mahasiswa yang berkualitas. Lalu sekarang timbul sebuah pertanyaan, jika dosennya tidak berkualitas ? apakah mahasiswanya akan berkualitas ?. Jawabannya tentu tidak, kedua hal tersebut memang saling berkaitan langsung dan tidak dapat dipisahkan.
Disinilah permasalahan Perguruan Tinggi luar Jawa, banyak Perguruan Tinggi luar Jawa yang mengalami krisis dosen. Banyak Perguruan Tinggi luar Jawa yang kekurangan dosen berkualitas. Contoh nyata adalah di luar Jawa masih banyak sekali dosen yang menempuh pendidikan terakhir S1, sungguh ironis sekali mengetahui akan hal tersebut. Saya rasa seharusnya dosen minimal menempuh pendidikan terakhir S2, namun lebih baik lagi kalau dosen pendidikan terakhirnya S3.
- Fasilitas Perguruan Tinggi di Luar Jawa Masih Kurang Memadai
Perguruan Tinggi luar Jawa juga memiliki permasalahan terkait fasilitas yang dimiliki, fasilitas Perguruan Tinggi luar jawa bisa dikatakan masih kurang memadai. Padahal fasilitas pada Perguruan Tinggi merupakan suatu bagian penting yang mampu menunjang kegiatan akademik dan non akademik mahasiswa.
Permasalahan tersebut yang membuat dosen lebih memilih mengajar di Perguruan Tinggi yang ada di pulau Jawa daripada mengajar di Perguruan Tinggi luar Jawa. Hal tersebut juga berlaku pada calon mahasiswa, banyak calon mahasiswa yang lebih memilih Perguruan Tinggi di Jawa dibandingkan di luar Jawa.
Ketika harus memilih pendidikan di Perguruan Tinggi Jawa dan luar Jawa ? pastinya calon mahasiswa akan memilih pendidikan di pulau Jawa. Karena calon mahasiswa yakin dengan fasilitas yang lebih memadai akan lebih menunjang peningkatan kemampuan dan keahlian mereka. Begitu juga dengan dosen, ketika diminta untuk memilih ? pastinya dosen juga akan memilih Perguruan Tinggi di pulau Jawa. Karena mengajar di Perguruan Tinggi pulau Jawa lebih optimal dan memberikan kenyamanan dibandingkan mengajar di luar pulau Jawa.
Itulah faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan kualitas pendidikan pada Perguruan Tinggi Jawa dan Perguruan Tingg luar Jawa. Pastinya penyebab tersebut harus segera diatasi agar tidak ada lagi ketimpangan antara Perguruan Tinggi Jawa dan Perguruan Tinggi luar Jawa. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara mengatasi permasalahan ini teman-teman ? apakah terdapat solusi yang dapat mengatasi permasalahan ini ?.
Solusi Mengatasi Ketimpangan Kualitas Pendidikan
Perguruan Tinggi Jawa dan Luar Jawa
Ketika adannya permasalahan, pastinya dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasi sebuah permasalahan. Begitu juga akan hal ini, permasalahan ketimpangan kualitas pendidikan antara Perguruan Tinggi pulau Jawa dan luar Jawa juga membutuhkan solusi. Namun teman-teman semua bisa tenang karena saya disini mencoba untuk memberikan solusinya.
Saya berharap pemerintah dan Perguruan Tinggi membaca solusi yang saya berikan, sehingga harapannya akan ada pembenahan pada Perguruan Tinggi luar Jawa. Berikut ini solusi yang saya berikan untuk mengatasi permasalahan ketimpangan kualitas Perguruan Tinggi Jawa dan luar Jawa :
- Meningkatkan Kualitas Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi perlu kembali ke fungsi utama yaitu sebagai sarana pendidikan, bukan menjadi sarana bisnis. Perguruan Tinggi di luar Jawa perlu meningkatkan kualitas guna mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi pulau Jawa. Saya sudah merasa bosan mendengar hanya Universitas Hasanuddin saja yang mampu bersaing di 10 besar Perguruan Tinggi terbaik di Negara Indonesia. Saya juga lelah mendengar hanya beberapa Perguruan Tinggi luar Jawa yang memiliki Akreditasi A.
Sudah seharusnya Perguruan Tinggi luar Jawa melakukan perbaikan, saya berharap Perguruan Tinggi luar Jawa tidak hanya satu saja yang mampu bersaing di 10 besar Perguruan Tinggi terbaik di Negara Indonesia. Saya berharap Perguruan Tinggi luar Jawa yang memiliki Akreditasi A lebih banyak lagi dibandingkan dengan saat ini.
Cara meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi menurut saya adalah dengan meningkatkan standar kurikulum yang dimiliki, pengupayaan peningkatan kemampuan mahasiswa baik dibidang akademik ataupun dibidang non akademik, meningkatkan standar penilaian kepada mahasiswa, meminta dosen untuk terus aktif melakukan penelitian yang bermutu, menyarankan mahasiswa untuk aktif melakukan penelitian dan melakukan pengabdian ke masyarakat.
Cara tersebut akan mampu meningkatkan kualitas dari Perguruan Tinggi luar Jawa. Namun harus diimbangi dengan satu hal yaitu budaya beberapa Perguruan Tinggi yang memprioritaskan bisnis dibanding pendidikan harus dirubah. Perguruan Tinggi sudah seharusnya memprioritaskan standar pendidikan yang dimiliki, bukan malah memperhatikan strategi bisnis yang dijalankan guna mendapatkan keuntungan.
- Meningkatkan Jumlah Guru Besar Terutama di Perguruan Tinggi Luar Jawa
Guru besar memang memiliki peranan penting untuk mendukung tercapainnya perbaikan pendidikan Perguruan Tinggi di luar Jawa. Namun saat ini sungguh disayangkan teman-teman karena masih kurangnya guru besar di Negara Indonesia, terutama di Perguruan Tinggi luar Jawa. Karena masih terdapat kekurangan maka perlu adannya peningkatan guru besar terutama di Perguruan Tinggi luar Jawa.
Bagaimana sih caranya meningkatkan jumlah guru besar di Negara Indonesia ? cara meningkatkan jumlah guru besar bisa dikatakan tidak mudah. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan jabatan akademik tersebut. Menurut Parmenpan 46 th 2013 (pasal 26 ayat 3) syarat untuk mendapat jabatan guru besar adalah memiliki ijazah doktor (S3), paling singkat 3 tahun setelah mendapat ijazah doktor, karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal Internasional bereputasi, memiliki pengalaman kerja sebagai dosen sekitar 10 tahun (hangtuah.ac.id, 2017).
Sulitnya mendapatkan jabatan guru besar, sebenarnya coba untuk diatasi oleh Kemristekdikti. Kemristekdikti menyadari bahwa memang dosen yang menyandang jabatan guru besar di Negara Indonesia masih sangat kurang. Jumlah guru besar hanya sekitar 6.000 orang, padahal idealnya guru besar berjumlah 2.200 orang (tirto.id, 2017).
Disini saya memiliki beberapa cara untuk meningkatkan jumlah guru besar di Negara Indonesia. Caranya yang pertama adalah lebih mempermudah dan mempercepat prosedur pendaftaran jabatan guru besar, prosedur yang terlalu rumit dan susah membuat banyak dosen merasa ragu untuk mengurus persyaratan pendaftaran jabatan guru besar.
Selain itu cara kedua yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan membuat program beasiswa yang ditujukan kepada dosen yang memiliki prestasi baik. Pemerintah bisa memberikan beasiswa kepada dosen yang bergelar Magister (S2) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Doktor (S3). Pemerintah juga dapat membuat program beasiswa kepada dosen lulusan Sarjana (S1) untuk menempuh pendidikan Magister (S2) dan Doktor (S3) secara gratis.
Program ini ketika berjalan dengan baik akan membuat penerima beasiswa lebih termotivasi untuk mencapai jabatan akademik guru besar. Namun yang harus diingat oleh pemerintah adalah program beasiswa ini harus dilakukan secara berkesinambungan, program ini tidak boleh dijalankan sekali saja kalau memang tujuan utamanya meningkatkan jumlah guru besar di Negara Indonesia.
Strategi ketiga yang dapat dilakukan pemerintah adalah ikut membantu membiayai karya ilmiah dosen yang digunakan untuk mendapatkan jabatan guru besar. Kita tahu sendiri bahwa untuk mendapatkan jabatan guru besar terdapat persyaratan karya ilmiah yang harus dipublikasikan pada jurnal Internasional bereputasi. Karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal Internasional bereputasi pastinya bukan karya ilmiah yang sembarangan. Pastinya penelitian yang dilakukan sangat sulit dan berbeda dengan penelitian-penelitian sekelas Sarjana ataupun Magister, biaya penelitian yang dikeluarkan pastinya juga lebih besar. Pemerintah disini dapat turut andil mendukung keberhasilan penelitian dengan cara membantu membiayai penelitian yang dilakukan dosen untuk mendapatkan jabatan akademik guru besar.
- Meningkatkan Kualitas Dosen Pada Perguruan Tinggi Luar Jawa
Pada Perguruan Tinggi luar Jawa masih memiliki permasalahan krisis dosen berkualitas. Banyak yang menyarankan cara mangatasi permasalahan dengan mengirimkan dosen dari Perguruan Tinggi Jawa untuk mengajar di Perguruan Tinggi luar Jawa. Terdapat juga yang menyarankan untuk menggunakan metode pembelajaran dengan format PJJ (Pendidikan Jarak Jauh). Sehingga membuat dosen Perguruan Tinggi pulau Jawa ketika memberikan pembelajaran kepada mahasiswa Perguruan Tinggi luar Jawa tidak perlu jauh-jauh untuk datang ketempat.
Namun apakah saya setuju dengan cara seperti ini ? saya pribadi benar-benar tidak setuju dengan cara seperti ini. Menurut saya pribadi masih ada cara lain yang lebih baik dibandingkan dengan cara tersebut. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengirimkan beberapa dosen Perguruan Tinggi luar Jawa ke Perguruan Tinggi Jawa dalam rangka untuk mempelajari metode pembelajaran dosen Perguruan Tinggi Jawa, cara ini dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas dari dosen Perguruan Tinggi luar Jawa.
Cara kedua adalah memberikan beasiswa pendidikan Magister kepada dosen pendidikan terakhir Sarjana. Sudah seharusnya dosen minimal memiliki pendidikan terakhir Magister. Ketika dosen berpendidikan terakhir Sarjana akan menimbulkan pertanyaan, apakah layak mahasiswa diberikan pembelajaran oleh dosen pendidikan terakhir Sarjana ?.
Pemerintah perlu membuat program beasiswa kepada dosen pendidikan terakhir Sarjana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister. Program ini dapat ditujukan tidak kepada semua dosen, hanya dosen yang berprestasilah yang bisa mendapatkan bantuan beasiswa ini. Ketika dosen mendapatkan beasiswa, pastinya dosen akan senang hati untuk menerima beasiswa guna meningkatkan kualitas yang dimilikinya.
Berbicara tentang beasiswa pendidikan, membuat saya memiliki rencana lagi, cara lain yang dapat meningkatkan kualitas dari dosen. Kenapa dosen Perguruan Tinggi luar Jawa tidak diberikan program beasiswa pendidikan ke Perguruan Tinggi luar Negeri. Memang memerlukan biaya yang besar terkait program beasiswa ini, namun ketika menempuh pendidikan disana. Dosen dapat meniru metode pembelajaran yang diberikan, dosen juga dapat meniru budaya dari Perguruan Tinggi luar Negeri. Pendidikan pada Perguruan Tinggi luar Negeri pastinya akan meningkatkan kemampuan dan kualitas dari dosen.
Sebenarnya masih terdapat cara lain untuk meningkatkan kualitas dari dosen seperti melakukan penelitian, selalu mengupgrade dan memperdalam ilmu, selalu aktif dan kreatif baik di dalam kampus maupun di luar kampus, melakukan pengabdian kepada masyarakat, melakukan pendekatan dengan mahasiswa dan lingkungan kampus (sevima.com, 2020)
- Memperbaiki dan Meningkatkan Fasilitas Perguruan Tinggi Luar Jawa
Perguruan Tinggi luar Jawa masih memiliki permasalahan terkait fasilitas yang dimiliki. Disini diperlukan solusi guna memperbaiki dan meningkatkan fasilitas dari Perguruan Tinggi luar Jawa dalam rangka mendukung kegiatan akademik dan non akademik mahasiswa. Tenang teman-teman, disini saya memiliki beberapa solusi terkait fasilitas apa saja yang perlu diperbaiki pada Perguruan Tinggi luar Jawa
Fasilitas pertama yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan adalah ruang perkuliahan, ruang perkuliahan harus dibuat dengan nyaman mungkin. Ruang perkuliahan yang nyaman akan membuat mahasiswa lebih betah dan fokus dalam menjalani proses pembelajaran. Standar ruang perkuliahan adalah memiliki tata ruang yang baik, terdapat fasilitas ber Ac, LCD proyektor permanen, dan sound sistem. Saya yakin terdapat beberapa Perguruan Tinggi luar Jawa yang tidak memenuhi standar ruang perkuliahan, oleh karena itu perlu adannya penerapan kesesuaian standar ruang perkuliahan pada setiap Perguruan Tinggi.
Fasilitas kedua yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan adalah pada fasilitas perpustakaan, perpustakaan harus dikonsep dengan nyaman mungkin. Cara yang dapat dilakukan untuk membuat pengunjung perpustakaan merasa nyaman adalah dengan menyediakan referensi buku yang lengkap, buku-buku tertata rapi, perpustakaan bersih, terdapat pendingin ruangan, dan juga menyediakan fasilitas seperti wifi dan komputer untuk mendukung kegiatan mahasiswa ketika di perpustakaan.
Fasilitas ketiga yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan adalah fasilitas laboratorium. Fasilitas laboratorium ini sangat penting untuk menunjang kegiatan praktek mahasiswa. Disini kita tahu sendiri bahwa fasilitas laboratorium beberapa Perguruan Tinggi luar Jawa masih kurang baik, oleh karena itu fasilitas laboratorium harus diperbaiki dan ditingkatkan. Fasilitas laboratorium Perguruan Tinggi luar Jawa harus didesain dengan tata letak yang baik, selain itu pada laboratorium juga harus tersedia fasilitas peralatan praktek yang lengkap agar dapat menunjang kegiatan praktek mahasiswa.
Selain itu Perguruan Tinggi luar Jawa juga harus menyediakan fasilitas internet, internet yang ditawarkan juga harus memiliki kecepatan yang baik. Internet yang memiliki kecepatan yang baik akan membantu menunjang proses kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa. Perguruan Tinggi juga perlu menyediakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan non-akademik mahasiswa. Karena selain akademik, mahasiswa juga perlu meningkatkan kemampuan non-akademik yang dimiliki.
Itulah solusi yang saya tawarkan untuk mengatasi permasalahan ketimpangan kualitas pendidikan Perguruan Tinggi Jawa dan Perguruan Tinggi luar Jawa. Saya berharap solusi yang saya berikan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Saya berharap juga pemerintah segera mengupayakan untuk mengatasi permasalahan ini agar tidak terjadi lagi ketimpangan antara Perguruan Tinggi Jawa dan luar Jawa. Semoga mahasiswa Perguruan Tinggi luar Jawa juga mendapatkan pendidikan yang sama dengan mahsiswa Perguruan Tinggi Jawa.
Referensi :
Careernews, 2014, Mau Tahu Komparasi Lulusan Jawa dengan Luar Jawa ? Ini Tanggapan Perusahaan, diakses pada 2 Mei 2020 <https://careernews.id/careernews/issues/view/2901-Mau-Tahu-Komparasi-Lulusan-Jawa-Dengan-Luar-Jawa-Ini-Tanggapan-Perusahaan>.
Duniadosen.com, 2016, Melihat Kembali Kondisi Dikti di Indonesia, diakses 2 Mei 2020, <https://www.duniadosen.com/melihat-kondisi-dikti/>.
Hangtuah.ac.id, 2017, Persyaratan Menjadi Profesor/Guru Besar, diakses 2 Mei 2020, <http://hangtuah.ac.id/pers/2017/04/09/persyaratan-menjadi-profesorguru-besar/>.
JawaPos.com, 2017, Kualitas Lulusan Perguruan Tinggi Luar jawa Masih Rendah, diakses pada 2 Mei 2020, <https://www.jawapos.com/jpg-today/15/10/2017/kualitas-lulusan-perguruan-tinggi-luar-jawa-masih-rendah/>.
Rencanamu.id, 2017, Ini Dia Daftar Perguruan Tinggi Terbaik Di Luar Pulau Jawa Tahun 2017!, diakses pada 1 Mei 2020, <https://rencanamu.id/post/dunia-kuliah/jurusan-dan-perkuliahan/ini-dia-daftar-perguruan-tinggi-terbaik-di-luar-pulau-jawa-tahun-2017>.
Ristekbrin.go.id, 2019, Menristekdikti Umumkan Klasterisasi Perguruan Tinggi Indonesia
2019, Fokuskan Hasil dari Perguruan Tinggi, diakses pada 1 Mei 2020, <https://www.ristekbrin.go.id/kabar/menristekdikti-umumkan-klasterisasi-perguruan-tinggi-indonesia-2019-fokuskan-hasil-dari-perguruan-tinggi/>.
Sevima.com, 2020, 5 Hal yang Dapat Meningkatkan Kualitas Dosen, diakses 3 Mei 2020, < https://sevima.com/5-hal-yang-dapat-meningkatkan-kualitas-dosen/>.
Trenkampus, 2019, Daftar Juara PIMNAS dan Tuan Rumahnya dari Masa ke Masa, diakses pada 1 Mei 2020, <https://trenkampus.com/daftar-juara-pimnas-dan-tuan-rumahnya-dari-masa-ke-masa/>.
Tirto.id, 2017, Kemristekdikti Sebut Indonesia Kekurangan Guru Besar, diakses 3 Mei 2020, <https://tirto.id/kemristekdikti-sebut-indonesia-kekurangan-guru-besar-cp4c>.