Oleh: Muhammad Syafi’ie el-Bantanie
Balath al-Syuhada atau Orang Eropa menyebutnya dengan Battle of Tours senantiasa menyimpan memori tentang semangat futuhat Abdurrahman Al-Ghafiqi dan pasukan muslimin. Al-Ghafiqi dipilih dan diangkat menjadi Gubernur Andalusia ketiga belas pada 112 H/731 M. Namanya diabadikan dalam sejarah karena kepemimpinan dan jihadnya.
Al-Ghafiqi berhasil menyatukan kembali umat Islam di Andalusia yang mulai berpecah belah. Ia berhasil meredam dan menyelesaikan konflik antar suku. Ia mengingatkan mereka kepada Islam dan Allah sebagai pemersatu. Bahwa mereka semua beragama Islam dan bertuhan hanya kepada Allah. Itu artinya mereka bersaudara.
Setelah menyatukan kembali muslimin, Al-Ghafiqi mulai merancang misi pembebasan Prancis yang dimulai dengan Prancis Selatan. Misi ini melanjutkan misi yang telah dirintis oleh Musa bin Nushair, Pembebas Andalusia bersama Thariq bin Ziyad. Musa bin Nushair telah sempat memasuki Prancis Selatan pada 94 H, namun kembali ke Andalusia dan kemudian Damaskus karena dipanggil Khalifah Al-Walid.
Misi futuhat dilanjutkan oleh al-Samah bin Malik, Gubernur Andalusia keempat (100 H/719 M). Al-Samah berhasil masuk sampai Kota Toulouse. Duke Eudo, penguasa Aquiaine, meminta bantuan kepada Charles Martel, Raja Prancis, untuk menghancurkan Al-Samah dan pasukannya. Pasukan Charles Martel dalam jumlah besar dan persenjataan lengkap berhasil memukul mundur pasukan muslimin. Al-Samah syahid dalam perang tersebut pada hari tarwiyah 102 H/721 M.
Misi futuhat dilanjutkan Anbasah al-Kalbi, Gubernur Andalusia keenam (103 H/722). Anbasah dan pasukan muslimin sudah mendekati Paris sejarak 30 Km. Namun, Anbasah dihadang oleh pasukan gabungan Eropa berjumlah 400 ribu pasukan. Anbasah syahid pada Sya’ban 107 H/725 M.
Bersambung esok hari ya Haqers….