Menanamkan nilai Alquran pada diri sendiri atau pada generasi selanjutnya bahkan kepada anak bukanlah hal yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. Tentu membutuhkan waktu dan proses yang panjang. Nilai-nilai Alquran akan melekat pada diri kita jika kita mencintai Alquran tersebut.Jika sehari saja tidak dibaca, maka seperti ada sesuatu yang kurang. Lalu bagaimana cara mencintai Alquran itu?
Modal pertama yang harus dimiliki adalah iman. Maksudnya ialah percaya bahwa Alquran itu merupakan kitab dari Allah Swt. yang berisi petunjuk dengan segala mukjizat yang dikandung di dalamnya dan jika berpegang kepadanya maka akan selamat dunia dan akhirat. Rasa seperti inilah yang perlu ditumbuhkan terlebih dahulu dalam diri seseorang.
Tentunya ini juga merupakan hidayah dari Allah Swt. Jika rasa ini sudah tumbuh, maka nilai-nilai dari Alquran baik yang ia dengar dari ceramah atau yang ia baca langsung dapat masuk ke dalam jiwa dengan baik.
Menurut Dr. Khalid Abdul Karim al-Laahim, ada lima tanda orang yang mencintai Alquran, yaitu senang bertemu dengan Alquran, tidak bosan berlama-lama dengan Alquran dalam satu majelis, ada kerinduan untuk berjumpa dengan Alquran, banyak berkonsultasi dengan Alquran, dan menaati perintah dan larangan Alquran. Jika diri kita sudah cinta dengan Alquran, maka tugas kita selanjutnya ialah menanamkan rasa cinta Alquran itu kepada anak.
Sebagai orang tua muslim, tentu menyadari betul akan pentingnya garis keturunan. Karena anak diharapkan menjadi generasi penerus perjuangan dalam menegakkan kalimat al-haqq.
Di samping itu, setiap orang tua harus menyadari bahwa anak adalah pelestari pahala. Walaupun orang tuanya telah meninggal dunia, ia tetap dapat mengalirkan pahala kepada kedua orang tuanya. Begitu juga sebaliknya.
Dengan demikian, jika orang tua muslim menyadari hakikat anak mereka tentu akan bangkit keinginan untuk lebih waspada terhadap pendidikan anak-anak mereka.